Prinsip-prinsip
perkembangan anak dalam Islam
Anak
adalah anugrah terindah
Anak adalah amanah Allah
Anak adalah fitnah bagi para orang tua.
Sebagai orang tua, sebagai calon guru, kita ingin memberikan pendidikan dan menjadi fasilitator terbaik dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Kadang-kala begitu inginnya kita memenuhi kewajiban tersebut, kita melupakan kesiapan, minat, situasi dari anak-anak itu sendiri.
Anak adalah amanah Allah
Anak adalah fitnah bagi para orang tua.
Sebagai orang tua, sebagai calon guru, kita ingin memberikan pendidikan dan menjadi fasilitator terbaik dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Kadang-kala begitu inginnya kita memenuhi kewajiban tersebut, kita melupakan kesiapan, minat, situasi dari anak-anak itu sendiri.
I.
Prinsip Pertama :
“Kematangan dan Proses Belajar
Sebagai Dasar Perkembangan”
Sekeras apapun seseorang mengajarkan bayi
berbicara atau berjalan diusia 4 bulan, ia hanya akan menemui kegagalan. Karena
pada usia tersebut, bayi belum mempunyai kematangan untuk berbicara atau
berjalan. Secara biologis, ada perubahan pada otak dan sistim
syaraf yang akan memberikan perintah pada aspek konitif dan fisik sang anak.
Jika perubahan ini telah maksimal, maka sang bayi baru bisa melakukan kegiatan
tersebut. Kita memang punya kemampuan untuk merangsang kerja otak dan sistim
syaraf agar proses perubahan makin cepat. Tentunya bayi inipun (dengan bantuan
rangsangan) akan mencapai perkembangan yang lebih capat dari yang seharusnya.
Disarankan
* Tidak berfikiran untuk “menciptakan bayi ajaib”
* Tidak baik juga, kita “membiarkan” bayi-bayi tumbuh dengan sendirinya
* Sebanyak mungkin memberikan berbagai rangsangan dan stimulan untuk membantu perkembangan anak.
Disarankan
* Tidak berfikiran untuk “menciptakan bayi ajaib”
* Tidak baik juga, kita “membiarkan” bayi-bayi tumbuh dengan sendirinya
* Sebanyak mungkin memberikan berbagai rangsangan dan stimulan untuk membantu perkembangan anak.
II.Prinsip
Kedua
Proses Perkembangan merupakan
perubahan dari Konkret dan Sederhana menuju Kompleksitas
Pemahaman anak mengenai dunianya
berlangsung secara bertahap. Sebagai contoh, Jika kita bertanya “Apa kesamaan
apel dan jeruk?” Anak usia 2 tahunan akan menjawab apel berwarna merah,
jeruk berwarna kuning. Anak tersebut tidak melihat persamaannya, karena kata
tersebut masih sulit ia mengerti, yang terlihat adalah perbedaan baginya. Untuk
anak usia 3 -5 tahun jawabannya bisa jadi, sama-sama bisa dimakan. Sedang anak
usia diatas 5 tahun, lebih dapat mendiskripsikan dengan menjawab, apel dan jeruk,
sama-sama buah-buahan.
Sebaiknya :
Untuk hal yang bersifat abstrak, misalnya nilai-nilai religius, anak-anak diajarkan sesuai kemampuannya menganalisa masalah
Sebaiknya :
Untuk hal yang bersifat abstrak, misalnya nilai-nilai religius, anak-anak diajarkan sesuai kemampuannya menganalisa masalah
III.
Prinsip ketiga
Tumbuh Kembang merupakan proses
berkelanjutan
Seiring dengan perkembangannya, anak akan
menambah atau menyempurnakan ketrampilan yang telah dikuasai sebelumnya.
Ketrampilan tsb menjadi dasar perkembangan selanjutnya. Sebagian anak mengikuti
pola perkembangan yang sama. Contohnya, dalam perkembangan motorik, seorang
anak harus belajar mengangkat kepalanya sebelum ia mampu menoleh. Seorang anak
harus mampu mengangkat tangannya lebih dahulu sebelum ia mampu meraih sebuah
benda dsbnya.
Sebaiknya :
Selalu memberikan perhatian pada setiap tahap perkembangan anak. Ketrampilan yang ia kuasai sekarang akan jadi landasan ketrampilannya berikutnya. Tidak ada satupun ketrampilan yang tidak penting dan dapat diabaikan.
Sebaiknya :
Selalu memberikan perhatian pada setiap tahap perkembangan anak. Ketrampilan yang ia kuasai sekarang akan jadi landasan ketrampilannya berikutnya. Tidak ada satupun ketrampilan yang tidak penting dan dapat diabaikan.
IV
Prinsip keempat
Dari
ketrampilan umum ke khusus
Salah satu prinsip
ini adalah perkembangan motorik anak. Gerakan fisik anak awalnya sangat umum,
tidak terarah, terkendalikan secara refleks, dimulai dari motorik kasar berkembang
ke motorik halus. Dalam memegang benda, anak akan memulai dengan mengambil
barang-barang besar dan mengakhiri proses ini dengan “menjumput” sebutir nasi.
Sebaiknya:
Anda tidak memberikan tuntutan berlebih kepada anak. Anak-anak harus melewati banyak proses sebelum akhirnya bisa melakuka apa yang kita kerjakan. Misalnya makan sendiri dengan tertib.
Sebaiknya:
Anda tidak memberikan tuntutan berlebih kepada anak. Anak-anak harus melewati banyak proses sebelum akhirnya bisa melakuka apa yang kita kerjakan. Misalnya makan sendiri dengan tertib.
V. Prinsip kelima :
“Perbedaan
Individual pada Proses Tumbuh Kembang Setiap Anak”
Meskipun pola perkembangan dan tahap-tahapnya relatif sama pada setiap anak, ternyata setiap anak memiliki jadwal sendiri untuk menguasai ketrampilan tertentu.
Sebaiknya :
Anak-anak tidak saling dibandingkan. Ketidak seragaman mereka akan membuat orang tua merasa kecewa dan membuat frustasi, baik untuk orang tuanya maupun pada anak itu sendiri. Tabel perkembangan anak, hanya digunakan sebagai acuan bukan sebagai target.
VI Prinsip Keenam
“Ajak anak untuk berpartisipasi aktif
dalam proses perkembangan dan belajar”
Proses belajar
melibatkan penyusunan pengetahuan pada diri anak, bukan trasfer informasi dari
orangtua. Anak akan membangun pemahamannya melalui ekplorasi, interaksi dengan
lingkugannya dan meniru model.
Sebaiknya :
Anda tidak mengkhawatirkan bahwa semua stimulasi dan rangsangan anak harus direncanakan. Anak akan belajar sendiri dari lingkungannya. Sebagai orang tua, kita hanya punya kewajiban menemani dan mengarahkan. Anda akan mengalami masa belajar yang menyenangkan bersama buah hati.
Sebaiknya :
Anda tidak mengkhawatirkan bahwa semua stimulasi dan rangsangan anak harus direncanakan. Anak akan belajar sendiri dari lingkungannya. Sebagai orang tua, kita hanya punya kewajiban menemani dan mengarahkan. Anda akan mengalami masa belajar yang menyenangkan bersama buah hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar