Rabu, 11 Januari 2012

Psikologi islam


Psikologi Perkembangan Islami
A.    Definisi dan Ruang Lingkup Psikologi Perkembangan Islami
Psikologi perkembangan islami merupakan psikologi perkembangan yang mengkaji segala aspek perkembangan manusia dari perspektif Islam. Dengan demikian, secara umum psikologi perkembangan islami memiliki kesamaan objek studi dengan psikologi perkembanganyaitu proses pertumbuhan atau perubahan manusia. Psikologi perkembangan membatasi penelitiannya dari konsepsi samapi usia lanjut atau kematian, maka melalui studi literature keagamaan, psikologi perkembangan islami dapat memperluas ruang lingkup penelitiannya pada kehidupan yang bersifat transcendental, termasuk kehidupan setelah mati. Psikologi perkembangan islami juga bersifat fundamental yaitu memandang manusia sesuai dengan citranya sebagai khalifah Allah di muka bumi, seprti yang telah diterangkan dalam Al Qur’an dan Hadist. Sehingga, psikologi perkembangan islami merupakan kajian atas proses pertumbuhan dan perubahan manusia yang menjadikan Al Qur’an dan Hadist sebagai landasan berfikirnya.
Psikologi perkembangan islami juga membahas tentang berbagai aspek perkembangan yaitu aspek perkembangan fisik, kognitif, emosional, social, moral dan lain – lain. Dalam psikologi, istilah perkembangan memiliki banyak makna. Perkembangan berarti segala perubahan kualitatif dan kuantitatif yang menyertai pertumbuhan dan proses kematangan manusia. Dalam hal ini, pertumbuhan dan kematangan dianggap sebagai bagian dari pengertian umum perkembangan. Ruang lingkp definisi ini mencakup tentan perkembanagn sepanjang kehidupan manusia diantaranya  mencakup perkembangan prakelahiran, bayi, anak – anak, remaja, dewasa dan usia lanjut. Psikologi perkembangan islami melanjutkan tentang kehidupan ini dengan kehidupan pasca kematian.
Bidang kajian ini tidak hanya menggambarkan karakteristik psikologik yang berubah dari waktu ke waktu, namun juga berusaha menjelaskan prinsip – prinsip dasar dan factor internal yang bekerja mendasari perubahan ini. Untuk memahami hal ini diperlukan model tertentu dan model perkembangan tidak harus bersifat komputasional, tapi harus dapat menjelaskan proses yang terjadi. Model perkembangan islami tidak boleh bertentanagn dengan Al Qur ‘an dan Hadist karena memiliki paradigm sendiri yang mendasari kajiannya tentang perkembanagn manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar