Psikologi Perkembangan
Islami
A.
Definisi dan Ruang
Lingkup Psikologi Perkembangan Islami
Psikologi perkembangan islami merupakan
psikologi perkembangan yang mengkaji segala aspek perkembangan manusia dari
perspektif Islam. Dengan demikian, secara umum psikologi perkembangan islami
memiliki kesamaan objek studi dengan psikologi perkembanganyaitu proses
pertumbuhan atau perubahan manusia. Psikologi perkembangan membatasi
penelitiannya dari konsepsi samapi usia lanjut atau kematian, maka melalui
studi literature keagamaan, psikologi perkembangan islami dapat memperluas
ruang lingkup penelitiannya pada kehidupan yang bersifat transcendental,
termasuk kehidupan setelah mati. Psikologi perkembangan islami juga bersifat
fundamental yaitu memandang manusia sesuai dengan citranya sebagai khalifah
Allah di muka bumi, seprti yang telah diterangkan dalam Al Qur’an dan Hadist.
Sehingga, psikologi perkembangan islami merupakan kajian atas proses
pertumbuhan dan perubahan manusia yang menjadikan Al Qur’an dan Hadist sebagai
landasan berfikirnya.
Psikologi perkembangan islami juga
membahas tentang berbagai aspek perkembangan yaitu aspek perkembangan fisik,
kognitif, emosional, social, moral dan lain – lain. Dalam psikologi, istilah
perkembangan memiliki banyak makna. Perkembangan berarti segala perubahan
kualitatif dan kuantitatif yang menyertai pertumbuhan dan proses kematangan
manusia. Dalam hal ini, pertumbuhan dan kematangan dianggap sebagai bagian dari
pengertian umum perkembangan. Ruang lingkp definisi ini mencakup tentan
perkembanagn sepanjang kehidupan manusia diantaranya mencakup perkembangan prakelahiran, bayi,
anak – anak, remaja, dewasa dan usia lanjut. Psikologi perkembangan islami
melanjutkan tentang kehidupan ini dengan kehidupan pasca kematian.
Bidang kajian ini tidak hanya
menggambarkan karakteristik psikologik yang berubah dari waktu ke waktu, namun
juga berusaha menjelaskan prinsip – prinsip dasar dan factor internal yang
bekerja mendasari perubahan ini. Untuk memahami hal ini diperlukan model
tertentu dan model perkembangan tidak harus bersifat komputasional, tapi harus
dapat menjelaskan proses yang terjadi. Model perkembangan islami tidak boleh
bertentanagn dengan Al Qur ‘an dan Hadist karena memiliki paradigm sendiri yang
mendasari kajiannya tentang perkembanagn manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar